Prinsip diet sebenarnya bukanlah tidak makan, hanyalah mengurangi asupan
kalori dan memperbanyak aktifitas fisik. Bila hal ini kita jalankan dengan
disiplin ketat dalm beberapa minggu pasti akan turun berat badan kita.
Namun pada kenyataannya diet pembatasan kalori hampir selalu gagal dan penurunan itu tidak bertahan lama, dan justru berat badan akan bertambah dari sebelum diet.
Namun pada kenyataannya diet pembatasan kalori hampir selalu gagal dan penurunan itu tidak bertahan lama, dan justru berat badan akan bertambah dari sebelum diet.
Mengapa hal itu bisa terjadi ??....
Dr.David Ludwig, ahli endokrinologi dan profesor nutrisi dari Harvard
School of Public Health, menjelaskan mengapa fenomena diet yoyo sering terjadi.
Ketika kita mengurangi kalori dari makanan sehari-hari, tubuh akan
melawan balik. Yang utama adalah timbulnya rasa lapar.
"Rasa lapar itu sangat kuat dan mendasar. Kita bisa saja
mengabaikannya selama beberapa hari, minggu, atau sebulan, atau menyiasatinya
dengan minum air putih dan berjalan kaki. Tapi, rasa lapar sulit diabaikan
selamanya," katanya.
Ketika kita kelaparan, laju metabolik tubuh juga menurun karena tubuh
sedang mengirit energi. Ini berarti, secara alami kalori yang dibakar lebih
sedikit, sehingga kita harus mengurangi lebih banyak lagi dari pola makan agar
berat badan tetap stabil.
Jika pola itu kita lakukan cukup lama, otak akan mengira kita sedang
kelaparan. Hal itu memicu respon biologi agar sel lemak mulai menyimpan kalori
lebih banyak lagi. Padahal kita sedang berupaya mengurangi lemak tubuh.
"Dengan kata lain, diet tradisional menyebabkan kita melawan tubuh
dan sistem biologi kita. Seharusnya kita bekerja sama dengan tubuh untuk
penurunan berat badan yang tahan lama," kata penulis buku Always Hungry?
ini.
Ludwig menjelaskan, daripada membatasi ini-itu, seharusnya kita mengonsumsi
makanan yang tepat.
Menurutnya, lemak yang sehat, misalnya alpukat, minyak zaitun, susu full
lemak, kacang-kacangan, cokelat hitam murni, serta dressing salad, adalah
makanan sahabat orang yang sedang diet.
Selama dua minggu, cobalah mengasup makanan-makanan tersebut dan
mengurangi karbohidrat yang dihaluskan seperti terigu, nasi, cookies, serta
camilan yang diproses lainnya. Termasuk juga sayuran mengandung pati seperti
kentang.
"Rasa lapar biasanya akan reda karena tubuh kehilangan motivasi
untuk menyimpan lemak. Kita boleh makan sepuasnya sayuran tak berpati, buah,
ikan, kacang-kacangan, dan makanan utuh," ujarnya.
Para ahli sepakat bahwa lemak yang sehat akan meningkatkan rasa puas dan
kenyang, serta mengurangi rasa lapar.
"Lemak sehat membuat penurunan berat badan jadi nyaman. Gantilah
karbohidrat tidak sehat dengan lemak sehat," kata Dr.Lydia Bazzano
profesor nutrisi dari Universitas Tulane.
Setelah dua minggu menjalani pola makan itu, kita bisa kembali
mengonsumsi sayuran berpati dan serelia utuh seperti oat, quinoa, dan
sebagainya, dalam jumlah sedikit.
Penelitian terhadap orang yang menjalani metode diet ini menunjukkan
penurunan bobot tubuh hampir satu kilogram setiap minggu, tanpa tersiksa lapar
atau pembatasan makan yang ketat.
Begitu berat badan berubah, tentu maksudnya menurun, Anda boleh kembali
mengonsumsi karbohidrat yang diproses dalam jumlah sedikit.
Pola makan tersebut tidak radikal atau ekstrem. Tetapi, target kita untuk
mendapatkan penurunan berat badan yang bertahan lama, sehat, dan sehat, bisa
tercapai.
Bagaimana dengan olahraga? Aktivitas fisik yang teratur memang penting
untuk kebugaran dan kesehatan jiwa. Tetapi, hanya melakukan olahraga saja tanpa
melakukan perubahan pola makan tak akan berhasil menurunkan berat badan.
Untuk mempercepat penurunan berat badan, disarankan melakukan olahraga
intensitas tinggi. Walau semua jenis latihan olahraga bagus, tetapi olahraga
dengan intensitas tinggi terkait dengan perubahan gula darah yang membantu
penurunan berat badan.
Semoga bermanfaat
ok....
BalasHapus